Januari 03, 2011

Home > > Kemelut Di Cakrabuana - Aam Merdeka Permana

Kemelut Di Cakrabuana - Aam Merdeka Permana

Bab 1

LELAKI tua berjenggot putih itu mangangkat kaki kanannya dengan lutut sejajar pusar, sedangkan sepasang tangannya siap siaga di depan dada dengan telapak terbuka lebar.

Lelaki itu menahan napas sejenak, mulutnya berkomat-kamit. Secara tiba-tiba kaki kanan yang terangkat itu melompat ke depan. Bersamaan dengan itu sepasang tangannya mendorong dengan pengerahan tenaga kuat. Tenaga dorongan mengarah ke depan, ke arah sebongkah batu yang jaraknya ada sekitar lima depa (1 depa kurang lebih 1,698 meter). Seiring dengan teriakan yang keluar dari mulut lelaki tua itu angin pukulan pun terdengar berciutan. Kemudian tak lama antaranya terdengar suara ledakan memecah jantung. Bongkahan itu hancur hampir menjadi kerikil bertaburan.

"Mengagumkan sekali Paman Jayaratu!" teriak seorang pemuda yang berdiri terpana pada jarak sejauh lima depa.

"Suatu saat, engkau yang harus melakukan gerakan ini," kata Paman Jayaratu menatap pemuda itu.

"Saya?"

"Ya, Purbajaya ...!"

"Untuk apakah?"

"Untuk membela agamamu! Untuk memperkokoh, memperkuat bahkan membuatnya besar," tutur Paman Jayaratu.

"Paman kan pernah bilang, Islam tak butuh kekerasan," kata Purbajaya.

"Memang betul, Islam tak butuh kekerasan tapi kekuatan. Ilmu kedigjayaan adalah bagian dari kekuatan. Dan itu perlu untuk kewibawaan agama kita," tutur lagi Paman Jayaratu. 


Download  :  Kemelut di Cakrabuana (file lit)


Artikel yang sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar